Satu lagi buih
yang tersisa di lautan
Memaksa aku untuk
memuntahkan segala yang ada dalam tubuhku
Menatap buih itu,
membuat aku gila
Membuat aku merasa
satu-satunya makhluk paling bodoh layaknya seekor ikanyang tak dapat berenang
atau anjing yang tak bisa menggonggong
Aku sendirian
Terjebak di antara
buih-buih ini
Terjebak di antara
panasnya matahari yang menyengat dan dinginnya angin malam yang menusuk kulit
Terjebak diantara
ratusan jarum yang siap menghujam tubuhku
Rembulan tak
kunjung datang
Siang tak kunjung
berganti
Ribuan burung
terbang melewatiku begitu saja
Tak ingin menyapa
Belasan katak
melompat dengan riang melewatiku tanpa menatap
Tak ingin
mengajakku untuk ikut serta
Satu lagi buih
yang muncul di lautan
Memaksaku untuk belajar
menjadi orang yang paling jalang dari sebuah sajak Chairil Anwar
Jadi orang yang
paling hina dari seorang wanita yang menunggu datangnya pria tua di ujung jalan
Jadi orang yang
paling merasa sendirian dibandingkan kunang-kunang yang terjebak dalam kegelapan
Satu lagi buih
tersisa di lautan
Aku tak berharap
mereka benar-benar menghilang
Aku hanya berharap
mereka melihatku disini
Terkurung dalam
sepi
Menanti datanganya
seseorang dengan sayap putih yang akan mengantarku pergi menuju cahaya putih
besar yang menyilaukan
Aku tak ingin buih
itu menangkapku
Aku hanya ingin
terpenjara di dalamnya
Merasakan sakit
yang mungkin tak pernah makhluk manapun rasakan
Rasa sakit yang
menyakitkan
Rasa sakit yang
mengerikan
Rasa sakit yang
memuakkan
Cahaya putih besar
itu terlihat berjalan ke arahku dalam remang
Perlahan terdiam,
kemudian menjauh kembali
Perlahan terdiam,
kemudian mendekat lagi
Satu lagi buih
tersisa di lautan
Satu lagi yang
muncul dari sebuah danau
Engkaukah itu?
Bukan
Aku tau siapa
dirimu
Dirikukah itu?
Bukan
Aku ini seonggok
batu yang bernyawa
Atau mungkin
seekor babi yang terkurung dalam keheningan jaman
Siapa dia?
Satu lagi buih
muncul dalam dadaku
Aku terkesiap
Tubuhku hancur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar