Senin, 23 April 2012

Adrift


Satu lagi buih yang tersisa di lautan
Memaksa aku untuk memuntahkan segala yang ada dalam tubuhku
Menatap buih itu, membuat aku gila
Membuat aku merasa satu-satunya makhluk paling bodoh layaknya seekor ikanyang tak dapat berenang atau anjing yang tak bisa menggonggong

Aku sendirian
Terjebak di antara buih-buih ini
Terjebak di antara panasnya matahari yang menyengat dan dinginnya angin malam yang menusuk kulit
Terjebak diantara ratusan jarum yang siap menghujam tubuhku

Rembulan tak kunjung datang
Siang tak kunjung berganti
Ribuan burung terbang melewatiku begitu saja
Tak ingin menyapa
Belasan katak melompat dengan riang melewatiku tanpa menatap
Tak ingin mengajakku untuk ikut serta

Satu lagi buih yang muncul di lautan
Memaksaku untuk belajar menjadi orang yang paling jalang dari sebuah sajak Chairil Anwar
Jadi orang yang paling hina dari seorang wanita yang menunggu datangnya pria tua di ujung jalan
Jadi orang yang paling merasa sendirian dibandingkan kunang-kunang yang terjebak dalam kegelapan

Satu lagi buih tersisa di lautan
Aku tak berharap mereka benar-benar menghilang
Aku hanya berharap mereka melihatku disini
Terkurung dalam sepi
Menanti datanganya seseorang dengan sayap putih yang akan mengantarku pergi menuju cahaya putih besar yang menyilaukan

Aku tak ingin buih itu menangkapku
Aku hanya ingin terpenjara di dalamnya
Merasakan sakit yang mungkin tak pernah makhluk manapun rasakan
Rasa sakit yang menyakitkan
Rasa sakit yang mengerikan
Rasa sakit yang memuakkan

Cahaya putih besar itu terlihat berjalan ke arahku dalam remang
Perlahan terdiam, kemudian menjauh kembali
Perlahan terdiam, kemudian mendekat lagi
Satu lagi buih tersisa di lautan
Satu lagi yang muncul dari sebuah danau

Engkaukah itu?
Bukan
Aku tau siapa dirimu
Dirikukah itu?
Bukan
Aku ini seonggok batu yang bernyawa
Atau mungkin seekor babi yang terkurung dalam keheningan jaman

Siapa dia?
Satu lagi buih muncul dalam dadaku
Aku terkesiap
Tubuhku hancur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar